Nuansa dalam Bahasa dan Dampaknya terhadap Penerjemahan

oleh | Okt 5, 2022 | Feature

Dalam setiap pengerjaan penerjemahan, hubungan erat antara bahasa dan budaya selalu kita lihat. Tak dapat dipungkiri, banyaknya jumlah budaya di suatu masyarakat bisa menghambat proses penerjemahan dalam mencapai kualitas dan keakuratan teks terbaik. Inilah salah satu alasan mengapa pendekatan yang lebih bernuansa merupakan aset penting yang perlu dilakukan penerjemah. Namun, bagaimana nuansa yang dimaksud itu? Bagaimana hal itu dapat memengaruhi penerjemahan? Berikut informasi selengkapnya.

Apa Itu Nuansa dalam Bahasa?

Nuansa merupakan perbedaan tipis dalam makna antara kata, frasa dan ide. Makna-makna ini mungkin tampak kecil, tetapi bisa sangat mempengaruhi cara kita memahami apa yang disampaikan.

Nuansa dalam bahasa terdengar seperti sesuatu yang kompleks dan mutakhir, namun memang benar faktanya. Tanpa kita sadari, nuansa dalam bahasa ini sudah menjadi hal yang ‘natural’ dalam kehidupan kita. Kesadaran akan nuansa ini yaitu termasuk dalam kegiatan seperti pemilihan kata, nada (tone), dan pengertiannya. Ketiga kegiatan inti tersebut membantu kita berusaha untuk memahami bahasa dan dalam kefasihan menulis.

Pengaruh Nuansa dalam Bahasa terhadap Penerjemahan

Jika menyangkut penerjemahan, menggunakan kata-kata yang tepat hanya separuh dari perjuangan penerjemah. Aspek variabel yang banyak dan sifatnya yang subjektif dalam menerjemahkan isi pesan dari satu bahasa ke bahasa lain menyulitkan penerjemah menghasilkan terjemahan baik yang dapat menyampaikan nuansa bahasa.

Pengaruh Nuansa dalam Bahasa terhadap Penerjemahan

Tidak semua bidang atau tema memerlukan nuansa dalam bahasa dan kreativitas. Namun, untuk jenis layanan penerjemahan yang lebih subjektif, kesesuaian budaya (cultural appropriateness) adalah hal yang mutlak penting. Contoh teks bidang atau tema subjektif yang membutuhkan nuansa dalam bahasa pada penerjemahannya yaitu seperti kuesioner, panduan survei, subtitling film dan multimedia, dan pesan marketing iklan.

Jika dijabarkan, prinsip dasar dari terjemahan yang bernuansa mempertimbangkan berbagai aspek sebagai berikut:

  • Intensi dan nada dari bahasa aslinya
  • Norma penggunaan saat ini (termasuk slang)
  • Wawasan budaya
  • Keahlian dalam bidang pekerjaan (misalnya, riset pasar) dan kategori produk/jasa (misalnya, perbankan, makanan dan minuman, dll.)
  • Keakuratan linguistik

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahasa dan budaya merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan dalam proses penerjemahan pada teks atau dokumen dengan topik yang subjektif. Selain itu, penggunaan bahasa juga dipandang sebagai kegiatan budaya. Oleh karena itu, dampak terhadap penerjemahan jika kita memperhatikan nuansa dalam bahasa sangatlah banyak dan berpengaruh besar pada kehidupan manusia sehari-hari di masyarakat, terutama membantu dalam hal membangun hubungan sosial dan budaya.

Mengapa Memahami Nuansa Penting dalam Menerjemahkan

Semakin berkembangnya zaman, teknologi dalam membantu kegiatan terjemahan juga ikut mengalami kemajuan. Salah satunya yaitu adanya machine translation (MT) yang telah membantu proses penerjemahan semakin lebih efektif dan cepat karena dilakukan oleh ‘robot’. 

Namun demikian, mesin bukanlah manusia dan tidak memahami nuansa, referensi budaya, sensitivitas dan humor. Mesin tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan kesalahan tik (typo), dan terkadang hasil penerjemahan oleh mesin dapat melenceng dari intinya. Anda harus menentukan apakah MT tepat untuk kebutuhan Anda atau tidak. Jika demikian, maka perlu dipikirkan lebih jauh bagaimana menciptakan solusi terbaik yang menggabungkan kemampuan mesin dan manusia dalam proses penerjemahan.

Menurut Larson, pembaca bahasa target harus mengartikan sesuatu hal berdasarkan pengalaman dan budaya mereka sendiri. Dengan kata lain, pembaca dapat menghiraukan pandangan dan pengalaman pribadi penulis teks asli. Maka dari itu, penerjemah perlu memiliki wawasan bahasa dan budaya yang mendalam untuk memahami humor, kehalusan, dan nuansa dari materi teks sumber yang telah di-proofread. Mereka juga harus mampu menerjemahkan isi pesan kepada orang-orang yang memiliki kepercayaan, perilaku, nilai moral, dan peraturan yang berbeda (dalam beberapa contoh kasus, menggambarkan ulang kembali dalam bahasa target bahkan dapat terjadi). 

Dapat disimpulkan, nuansa dalam penerjemahan adalah segalanya. Penerjemah harus terus berupaya mengembangkan wawasan dan kepekaan budaya tanpa melupakan aspek keakuratan dan kualitas pekerjaannya sehingga dapat menghasilkan penerjemahan yang sesuai dan dapat dijamin.

Wordsmith Group translation agency sudah menerjemahkan jutaan kata sejak tahun 2011, dari berbagai jenis dokumen, naskah dan manuskrip. Kami memahami nuansa dalam bahasa dan menerjemahkan dengan membayangkan penutur bahasa target. Hubungi kami dengan inquiry Anda.



Other Post

Indonesia Bercerita: Sastra Indonesia di Kancah Dunia

Indonesia Bercerita: Sastra Indonesia di Kancah Dunia

Wordsmith Group baru saja menggelar webinar dengan tema “Indonesia Bercerita: Sastra Indonesia di Kancah Dunia". Ada dua narasumber yang kami undang, yakni Lily Yulianti Farid, founder Makassar International Writers Festival dan Pamela Allen, penerjemah novel...

Pelatihan Penulisan Sustainability Report oleh Wordsmith Group

Pelatihan Penulisan Sustainability Report oleh Wordsmith Group

Penulisan laporan berkelanjutan atau Sustainability Report (SR) membutuhkan pemahaman yang mendasar dan mendalam tentang kemampuan pengukuran dan penyajian data. SR berisi informasi serta kegiatan perusahaan secara organisasional dan sesuai peraturan OJK. Atas...