5 Isu ESG Teratas yang Biasa Dihadapi Perusahaan

oleh | Agu 11, 2025 | blog

Di tengah tekanan global terhadap keberlanjutan dan etika, ESG (Environmental, Social, and Governance) telah menjadi indikator penting dalam menilai komitmen dan tanggung jawab perusahaan. ESG bukantren semata, melainkan faktor strategis yang memengaruhi reputasi, kepercayaan publik, keputusan investasi, hingga keberlangsungan bisnis.

Sebaliknya, perusahaan yang mengabaikan prinsip-prinsip ESG bisa menimbulkan konsekuensi jangka panjang—mulai dari penurunan citra, kehilangan peluang bisnis, hingga ancaman regulasi yang makin ketat.

Ada lima isu utama dalam ESG yang kini menuntut perhatian lebih dari para pemimpin bisnis dan pengambil keputusan. Kelimanya mencerminkan tantangan sekaligus peluang bagi perusahaan untuk menunjukkan komitmen nyata terhadap masa depan yang berkelanjutan.

Perubahan Iklim dan Transisi Energi

Perubahan iklim telah menjadi salah satu tantangan paling mendesak yang dihadapi dunia saat ini. Tekanan terhadap perusahaan untuk menurunkan emisi karbon makin tinggi, baik dari sisi regulasi, investor, maupun konsumen. Komitmen terhadap target net zero tidak hanya menjadi pilihan, tetapi juga kewajiban moral dan strategis.

5 Isu ESG Teratas yang Biasa Dihadapi Perusahaan - Wordsmith Group

Sumber foto: Freepik

Banyak perusahaan mulai mengambil langkah konkret seperti mengadopsi energi terbarukan, berinovasi dalam teknologi rendah emisi, hingga melakukan dekarbonisasi dalam rantai pasoknya. Upaya ini tidak hanya berdampak pada keberlanjutan lingkungan, tetapi juga membuka peluang bisnis baru dan meningkatkan efisiensi operasional.

Di sisi lain, risiko iklim juga menjadi pertimbangan penting dalam pengambilan keputusan bisnis. Perusahaan perlu memahami dampak perubahan iklim—seperti bencana alam, krisis energi, atau perubahan regulasi—terhadap kelangsungan sebuah bisnis.

Etika dan Transparansi Bisnis

Di era keterbukaan informasi, reputasi perusahaan sangat bergantung pada sejauh mana perusahaan menjunjung tinggi etika dan transparansi. Kepercayaan publik dan investor tidak hanya dibangun melalui kinerja finansial, tetapi juga lewat komitmen terhadap integritas, antikorupsi, dan kejujuran dalam pelaporan.

Munculnya praktik greenwashing—ketika perusahaan mengklaim peduli lingkungan tanpa tindakan nyata—menjadi perhatian serius. Begitu pula dengan manipulasi data ESG yang bisa menyesatkan pemangku kepentingan. Risiko semacam ini dapat merusak kredibilitas perusahaan dalam sekejap dan menimbulkan konsekuensi hukum.

Transparansi bukan lagi sebatas kewajiban administratif, melainkan alat strategis untuk membangun hubungan yang kuat dengan investor, mitra, dan masyarakat. Perusahaan yang terbuka tentang tantangan dan progres ESG-nya akan lebih dipercaya, bahkan ketika belum sempurna. Etika bisnis yang kuat dan keterbukaan informasi kini menjadi fondasi penting dalam menciptakan keberlanjutan jangka panjang.

Keadilan Sosial dan Inklusi

Isu sosial dalam ESG makin mendapatkan sorotan seiring meningkatnya kesadaran akan pentingnya keadilan, keragaman, dan inklusi di lingkungan kerja maupun masyarakat luas. Perusahaan tidak lagi dinilai hanya dari cara mereka memperlakukan lingkungan, tetapi juga cara mereka memperlakukan manusia—mulai dari karyawan hingga komunitas yang terdampak oleh operasional mereka.

Kesetaraan gender, hak pekerja, jaminan kondisi kerja yang layak, serta representasi yang beragam dalam struktur organisasi menjadi aspek yang makin diperhatikan oleh publik dan investor. Budaya kerja yang adil dan inklusif bukan kepatuhan terhadap norma sosial belaka, melainkan juga menciptakan lingkungan yang mendorong inovasi, loyalitas, dan produktivitas.

Di sisi lain, tanggung jawab sosial perusahaan juga mencakup kontribusi terhadap masyarakat sekitar. Perusahaan yang mampu menunjukkan dampak positif secara sosial akan lebih dihargai dan dipercaya, terutama di tengah tuntutan generasi muda yang makin kritis terhadap nilai-nilai keberagaman dan keadilan.

Tata Kelola yang Kuat

Tata kelola perusahaan atau governance menjadi fondasi utama dalam penerapan ESG yang kredibel dan berkelanjutan. Struktur dan proses pengambilan keputusan yang lemah kerap menjadi akar dari berbagai krisis, mulai dari skandal keuangan hingga pelanggaran etika. Oleh karena itu, governance yang kuat perlu mencerminkan komitmen terhadap integritas dan akuntabilitas, bukan melulu soal kepatuhan hukum.

Perusahaan perlu memastikan bahwa dewan direksi dan manajemen memiliki komposisi yang independen, beragam, dan mampu menjalankan fungsi pengawasan secara objektif. Kejelasan peran, transparansi dalam pengambilan keputusan, serta adanya mekanisme audit dan pelaporan yang efektif akan memperkuat kepercayaan dari investor dan publik.

Tekanan dari Investor dan Konsumen

Perusahaan kini menghadapi tekanan yang kian besar; tidak hanya dari regulator, tetapi juga dari dua pihak yang sangat berpengaruh: investor dan konsumen. Keduanya menuntut lebih dari sekadar komitmen verbal terhadap ESG—mereka menginginkan bukti nyata dan tindakan konkret.

Investor, khususnya institusi besar, mulai menjadikan kinerja ESG sebagai bagian dari analisis risiko dan kelayakan investasi. Mereka tidak segan menarik dananya dari perusahaan yang dianggap mengabaikan prinsip keberlanjutan atau memiliki rekam jejak sosial dan tata kelola yang buruk. Keputusan investasi kini makin dipengaruhi oleh transparansi laporan ESG, kejelasan target jangka panjang, dan konsistensi implementasinya.

Di sisi lain, konsumen juga memainkan peran penting dalam mendorong perubahan. Kesadaran mereka terhadap isu lingkungan dan sosial terus meningkat. Banyak yang mulai memilih merek atau produk berdasarkan nilai-nilai yang mereka percaya, seperti keberlanjutan, etika rantai pasok, dan dampak sosial. Perusahaan yang tidak selaras dengan ekspektasi ini berisiko kehilangan loyalitas pasar.

Menjawab Tantangan ESG dengan Langkah Nyata

Isu ESG berkembang begitu cepat dan menuntut perusahaan untuk tidak lagi bersikap reaktif, melainkan proaktif. Adaptif terhadap perubahan, transparan dalam komunikasi, serta bertanggung jawab dalam tindakan menjadi kunci agar perusahaan tetap relevan dan berkelanjutan di tengah lanskap bisnis yang terus berubah.

Dengan pendekatan berbasis data, strategi, dan pemahaman konteks lokal, Wordsmith Group hadir sebagai konsultan ESG Indonesia yang siap membantu perusahaan membangun fondasi keberlanjutan yang kuat. Ingin tahu cara Wordsmith Group bisa membantu organisasi Anda? Hubungi kami melalui WhatsApp atau melalui email ke info@wordsmithgroup.com untuk diskusi awal tanpa komitmen.

Other Post