Kita hidup di dunia yang kompleks dan disuguhi dengan berbagai gambar, kata-kata, dan konten secara terus-menerus. Dengan derasnya arus informasi ini, cukup sulit bagi brand atau perusahaan untuk dilihat atau didengar. Hal ini pun menjadi tantangan bagi perusahaan untuk memastikan semua orang di perusahaan untuk berbagi cerita yang sama.
Cerita menjadi salah satu metode untuk memperkenalkan sekaligus mempromosikan perusahaan, terutama perusahaan yang baru dibangun. Metode bercerita alias storytelling diakui sebagai salah satu metode yang mumpuni dalam memperkenalkan suatu hal kepada audiens.
Apa itu Corporate Storytelling?
Mengutip Dani Hart, Chief Storyteller di Eterneva kepada Piktochart.com, pengertian Business Storytelling adalah cara untuk membangun hubungan dengan pelanggan dan membantu menginspirasi orang lain di tengah masyarakat dengan tetap setia pada misi dan brand voice.
Sebenarnya, storytelling adalah periklanan inovatif di mana Anda bisa melakukannya tanpa mendeskripsikan perusahaan atau brand Anda dan sebaliknya. Yakni, dengan cara menekankan pengalaman pelanggan, kenyamanan, nilai, dan prinsip bersama.
Apa Pentingnya Membuat Corporate Storytelling?
Corporate Storytelling yang baik membantu orang lebih memahami apa yang Anda katakan dan dalam mengingat sebuah informasi dengan lebih jelas. Hal ini juga lebih mungkin mendatangkan respons yang menguntungkan, jika Anda sedang mengajukan investasi atau mencari persetujuan kerja sama.
Cerita juga dapat menjangkau bagian yang tidak dapat dijangkau oleh fakta, yaitu hati kita.
Itulah mengapa cerita bisa sangat menginspirasi dan memotivasi kita. Pitch, presentasi, atau laporan Anda jauh akan lebih berpeluang untuk berhasil, jika Anda dapat memicu respons emosional yang tepat pada audiens Anda dalam waktu yang tepat pula.
Selain itu, cerita membantu Anda membangun kepercayaan konsumen Anda. Kepercayaan konsumen adalah mata uang bisnis saat ini. Berbagi cerita tentang pengalaman dan perjuangan sendiri bisa terasa menakutkan, tetapi hal ini dapat menghubungkan perusahaan dengan klien karena telah berbagi banyak kesulitan yang sama. Selain dapat membangun kepercayaan, hal ini juga menciptakan transformasi dan pertumbuhan.
Tidak sedikit jumlah jajaran eksekutif dari berbagai perusahan top di seluruh dunia yang telah membuktikan seberapa penting metode ini diterapkan pada bisnis atau perusahaan. Salah satunya adalah Giam Swiegers, mantan pimpinan Deloitte di Australia dan sekarang menjadi CEO Global perusahaan teknik dan layanan teknis berskala internasional, Aurecon.
Dikutip dari laman Global Stories, menurutnya, tidak ada cara yang lebih ampuh untuk menciptakan budaya atau mengubah perilaku dalam organisasi, selain menerapkan seni bercerita. Jika ingin meningkatkan komunikasi dalam perusahaan, dia berpesan kepada para pemimpin untuk meluangkan waktu untuk memahami bagaimana Anda bercerita.
Teknik Menciptakan Corporate Storytelling
1. Atur ‘adegan’
Pada awal cerita, nyatakan semua informasi seperti siapa Anda, apa yang Anda lakukan, apa tujuan Anda, atau apa yang Anda minta. Hal itu akan membentuk konteks untuk segala sesuatu yang mengikutinya.
2. Kesampingkan detailnya
Anda harus melakukan pekerjaan dan data pendukung pun harus tersedia. Jangan pula melewatkan informasi berupa fakta dan angka-angka. Konsumen Anda dapat memeriksa semua latar belakang atau meminta klarifikasi jika mereka membutuhkannya. Sertakan hanya detail yang benar-benar penting, dan langsung ke intinya.
3. Wujudkan cerita ke dalam format yang tepat
Setiap cerita perlu dikomunikasikan dengan cara terbaik. Memilih format yang tepat sangat penting untuk hal konsumsi dan distribusinya. Format bercerita yang paling populer dalam bisnis meliputi:
- Postingan blog
- Video
- Buletin
- Presentasi
- Infografis
- Studi kasus
- Komik
- Motion graphics
Tips penting: sebelum membagikan cerita Anda kepada pihak luar, cerita tersebut perlu diintegrasikan ke semua bagian perusahaan. Hal ini bukan hanya sekadar proyek untuk departemen pemasaran lakukan dan kemudian dibiarkan begitu saja. Cerita perusahaan Anda harus diartikulasikan ke dewan, tim eksekutif, pemasaran, PR, SDM, customer service, pengembangan produk, sales, hingga staf administrasi.
4. Fokuskan pada manfaatnya
Semua orang yang mendengarkan mungkin akan bertanya-tanya, “apa untungnya untuk saya?” Oleh karena itu, jelaskan dengan detail mengenai hal-hal baik dalam laporan, proposal, atau kendala bisnis Anda. Tarik perhatian mereka pada dampak positif presentasi Anda terhadap perusahaan, divisi/departemen, dan para stakeholder yang terlibat.
5. Bicarakan tentang masalah
Sebuah cerita tanpa menyebutkan topik masalah itu membosankan. Misalnya, ketika kita ingin mendengar bagaimana orang bijak mengatasi masalah mereka. Jadi, bicarakan juga tentang tantangannya, tetapi pastikan Anda juga menjelaskan bagaimana tantangan itu bisa diatasi.
Selain itu, ada satu langkah yang tak kalah penting untuk dilakukan, yaitu mempelajari pengalaman perusahaan lain yang menerapkan Corporate Storytelling. Bersumber dari laman Fast Company, beberapa perusahaan besar start-up Nextdoor, Good Money, MIT Media Lab, Esri telah membuktikan kekuatan dari metode storytelling ini. Kelima inspirasi di atas dapat diaplikasikan dalam budaya perusahaan Anda, demi mendapatkan perubahan ke arah yang lebih baik.
Tertarik mengetahui bagaimana Wordsmith Group menggunakan teknik Corporate Storytelling untuk menyusun laporan tahunan, laporan keberlanjutan, hingga company profile?
Hubungi kami untuk inquiry Anda.