Ketika laba bukan lagi satu-satunya tolok ukur kesuksesan, para investor mulai mencari sesuatu yang lebih bernilai, yaitu sebuah dampak yang dapat dibuktikan melalui ESG reporting. Isu ESG (Environmental, Social, Governance) kini bukan sekadar jargon, melainkan standar baru yang menentukan arah investasi global. Di India dan Amerika Serikat (AS), para investor dengan skor ESG tertinggi menunjukkan bahwa keberlanjutan dan profitabilitas ternyata bisa berjalan seiring.

Sumber foto: Freepik
Dukungan terhadap tren ini juga terlihat dari hasil riset NYU Stern Center for Sustainable Business (CSB). Dalam laporannya “Unleashing Sustainable Value in Food and Agriculture”, lembaga tersebut menemukan bahwa mayoritas perusahaan yang menerapkan strategi keberlanjutan mampu meningkatkan kinerja keuangannya secara nyata. Sekitar tujuh dari sepuluh perusahaan melaporkan pertumbuhan pendapatan lebih dari dua persen, sementara tiga perempat di antaranya berhasil menekan biaya operasional dalam skala yang sama. Temuan ini menegaskan bahwa investasi pada praktik berkelanjutan tidak hanya berdampak positif bagi lingkungan, tetapi juga memberikan keuntungan ekonomi yang terukur.
Fenomena ini juga tampak kuat di India, tempat para investor besar mulai memegang peran strategis dalam mengarahkan perusahaan menuju praktik bisnis yang lebih berkelanjutan. Sebuah riset yang diterbitkan oleh National Stock Exchange of India (NSE) menemukan bahwa lembaga keuangan dan investor institusional cenderung menyalurkan dana mereka ke perusahaan dengan rekam jejak ESG yang solid. Studi tersebut menggarisbawahi bahwa makin tinggi kualitas tata kelola dan komitmen keberlanjutan sebuah perusahaan, makin besar pula peluangnya menarik modal dari investor berskala besar.
Apakah ESG Reporting Benar-Benar Mencerminkan Nilai dan Keberlanjutan Investasi?
Dalam lanskap investasi global, AS dan India muncul sebagai katalis penting dalam mendorong praktik bisnis berkelanjutan. Di kedua negara ini, investor besar tidak hanya mengejar laba jangka pendek, tetapi juga makin menyadari bahwa perusahaan yang mengutamakan keberlanjutan cenderung memiliki profil risiko yang lebih rendah dan potensi keuntungan jangka panjang lebih stabil.
Para penanam modal di AS dan India menjadi pelopor utama yang mengubah ESG tidak hanya sekadar menjadi “laporan hijau” tetapi juga sebagai indikator nilai jangka panjang. Bukti akademiknya kuat. Studi dari NYU Stern menunjukkan korelasi yang umumnya positif antara kinerja ESG sebagai strategi inti dan performa finansial.
Temuan Bloomberg di pasar menunjukkan bahwa transparansi dan relevansi skor ESG berkorelasi positif dengan profil risiko yang lebih baik serta ketahanan perusahaan di tengah meningkatnya volatilitas.
“We find evidence that companies with higher Bloomberg ESG Scores outperformed those with lower ones in terms of total and risk-adjusted returns.”
-Bloomberg-
Di India, seperti yang dilaporkan oleh The Times of India, diskusi bertema Tech for Good menyoroti peran teknologi dan kebijakan inovatif dalam mendorong percepatan penerapan inisiatif ESG di negara tersebut. Selain itu, para pemimpin sektor industri makin menekankan perlunya alokasi dana CSR yang lebih merata untuk memastikan dampak yang lebih besar dan efektif.
ESG reporting kian diakui sebagai cerminan nilai jangka panjang dalam investasi. Inisiatif seperti diskusi Tech for Good menunjukkan cara teknologi dan kebijakan progresif mempercepat adopsi ESG, yang berdampak positif pada keberlanjutan investasi. Selain itu, para pemimpin industri kini makin menekankan pentingnya distribusi dana CSR yang merata, menjadikan ESG reporting sebagai indikator yang jelas dalam mengelola faktor lingkungan, sosial, dan tata kelola untuk memastikan keuntungan berkelanjutan.
ESG Reporting: Kunci Adani Green Energy Menarik Minat Investor Global
Di India, Adani Green Energy Limited (AGEL) menjadi contoh utama dengan fokus pada infrastruktur hijau dan transisi energi. AGEL mengembangkan proyek energi hybrid (kombinasi tenaga surya dan angin) untuk meningkatkan efisiensi lahan dan memaksimalkan hasil investasi. Selain itu, AGEL juga berhasil mengelola sumber daya alam dengan menjadikan seluruh pembangkit listrik dengan kapasitas lebih dari 200 MW “positif air”, yang menunjukkan efisiensi dan keberlanjutan dalam pengelolaan air.
Kesuksesan AGEL dalam menyusun ESG reporting berdampak pada meningkatnya ketertarikan investor. Artikel Bloomberg pada 28 Maret 2024 mengungkapkan bahwa dua manajer aset terkemuka, Robeco dan Lombard Odier, turut serta dalam pembelian obligasi hijau AGEL selama 18 tahun. Penawaran ini tercatat menerima permintaan tujuh kali lipat dari ukuran penawaran, menandakan minat besar dari investor yang mempertimbangkan faktor ESG dalam keputusan investasi mereka.
Di AS, kita bisa belajar dari Standard Chartered Bank, yang pada Februari 2025 merilis rencana transisi komprehensif untuk mencapai operasi net zero pada tahun 2025, yang tercermin pada anggaran karbon yang ketat untuk pembiayaan minyak dan gas. Sebagai bagian dari strategi ini, Bank meningkatkan produk keuangan berkelanjutan dan mengintegrasikan risiko iklim ke dalam keputusan kredit. Langkah ini menarik perhatian investor yang sadar ESG dan menunjukkan cara perusahaan dapat menggabungkan profitabilitas dengan tindakan iklim yang kredibel.
Komitmen ini berkontribusi positif terhadap kinerja keuangan. CEO Standard Chartered, Bill Winters, menegaskan bahwa strategi keberlanjutan bank tidak hanya fokus pada pengurangan emisi, tetapi juga mendongkrak kinerja keuangan. Berdasarkan laporan Reuters yang ditulis pada Februari 2025 lalu, pendapatan tahun lalu tercatat hampir $1 miliar, membuktikan bahwa keberlanjutan dan profitabilitas dapat berjalan seiring.
“Our clients are (in) transition to net zero. That’s unabated despite some of the challenges.”
-Bill Winters –
Sebagai bagian dari upaya transparansinya, Standard Chartered Bank secara rutin menerbitkan laporan ESG yang mengungkapkan kemajuan dalam pencapaian target net zero dan dampaknya terhadap kinerja keuangan. Laporan ini juga memperlihatkan cara produk keuangan berkelanjutan membantu nasabah mengurangi jejak karbon mereka, sekaligus mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan.
Apa yang Membedakan ESG Reporting antara India dan AS?
Perbedaan mendasar antara ESG reporting di India dan AS terletak pada fokus dan pendekatan mereka terhadap keberlanjutan. India lebih mengutamakan transisi energi dan pengembangan infrastruktur hijau dalam penulisan ESG reporting. Negara ini tengah berusaha mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan mempercepat adopsi energi terbarukan. Oleh karena itu, laporan ESG perusahaan-perusahaan India cenderung lebih menekankan pada proyek-proyek energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, dan infrastruktur hijau lainnya. Perusahaan seperti Adani Green Energy, misalnya, menekankan pencapaiannya dalam pembangunan kapasitas energi terbarukan yang besar dan efisiensi dalam pengelolaan sumber daya alam.
Di sisi lain, AS lebih menekankan governance yang kuat dan transparansi dalam laporan ESG, dengan fokus pada pengelolaan risiko iklim melalui kebijakan tata kelola yang terstruktur dan dapat dipertanggungjawabkan. Ada tekanan besar pada perusahaan untuk memberikan laporan yang dapat diperiksa dan diaudit oleh pihak ketiga. Tujuannya untuk memastikan bahwa perusahaan tidak hanya mematuhi regulasi, tetapi juga menjaga integritas dan akuntabilitas dalam praktik bisnisnya. Regulasi seperti SEC’s climate disclosure rule mengharuskan perusahaan untuk mengungkapkan data yang lebih mendetail mengenai risiko terkait iklim dan kebijakan tata kelola yang berkaitan dengan ESG.
Saatnya Tingkatkan Daya Saing dan Tarik Investor dengan ESG Reporting yang Tepat
Jelas bahwa strategi ESG bukan hanya sebuah tren, melainkan juga merupakan kunci untuk menarik investor dan memperkuat daya saing jangka panjang. Di India, investasi dalam energi terbarukan dan infrastruktur hijau membuka peluang pasar yang besar, sementara di AS, transparansi dan tata kelola yang kuat dalam laporan ESG memberikan keyakinan bagi investor bahwa perusahaan-perusahaan tersebut siap menghadapi tantangan masa depan dengan keberlanjutan yang terjamin.

Sumber foto: Freepik
Bagi perusahaan yang ingin memastikan bahwa ESG reporting mereka memenuhi standar internasional dan menarik minat investor, Wordsmith Group siap membantu. Sebagai konsultan ESG reporting dan pengembangan strategi keberlanjutan, kami menawarkan layanan untuk memastikan bahwa perusahaan Anda tidak hanya melaporkan secara transparan, tetapi juga mengintegrasikan prinsip ESG ke dalam tiap aspek operasional dan keputusan bisnis. Hubungi kami melalui email atau nomor WhatsApp untuk memulai perjalanan menuju keberlanjutan yang lebih kuat dan daya saing jangka panjang.