Unlearn to Learn: Membongkar Pemahaman yang Salah Mengenai Arti ESG

Istilah ESG (Environmental, Social, and Governance) semakin sering terdengar di kalangan publik maupun pelaku bisnis. Namun, pemahaman mendalam terhadap konsep ini masih menjadi tantangan. Sebuah survei yang dipublikasikan National Geographic Indonesia pada Maret 2025 menunjukkan bahwa meskipun 77,5% masyarakat Indonesia telah menerapkan prinsip ESG dalam kehidupan sehari-hari, hanya 18% yang benar-benar memahami konsep ini secara menyeluruh. Fakta ini menunjukkan adanya kesenjangan signifikan antara praktik dan pemahaman.

Banyak yang masih menganggap ESG semata-mata berkaitan dengan isu lingkungan, seperti pengurangan emisi karbon atau kampanye penanaman pohon. Pemahaman ini memang tidak sepenuhnya salah, tetapi juga belum lengkap. Untuk benar-benar memahami arti ESG, kita perlu membongkar pemahaman yang terbatas tersebut dan mulai memandang ESG secara utuh.

Mengapa hal ini penting? Karena tanpa pemahaman yang menyeluruh terhadap arti dari ESG, perusahaan dapat terjebak pada pendekatan yang sempit—sekadar simbolik, tanpa dampak nyata, dan tanpa arah strategis. 

ESG Bukan Hanya Tentang Lingkungan

Dalam praktik di lapangan, banyak pihak masih memaknai ESG secara sempit, dengan fokus yang berlebihan pada isu-isu lingkungan. Padahal, selain aspek environmental, terdapat pula dimensi social dan governance yang tak kalah penting dan sering kali justru terabaikan. Padahal, kedua elemen tersebut tidak bisa diabaikan jika ingin memahami arti ESG secara menyeluruh.

Dengan memahami ketiga elemen ini secara seimbang, barulah kita bisa benar-benar memahami apa itu ESG sebagai kerangka kerja yang mampu membentuk bisnis yang berkelanjutan dan beretika.

Aspek Sosial (S): Lebih dari Sekadar CSR

Ketika membicarakan aspek sosial dalam ESG, banyak yang masih mengaitkannya dengan kegiatan CSR atau donasi komunitas. Padahal, arti ESG dalam elemen “S” jauh lebih luas dan mendalam.

Aspek ini mencakup cara perusahaan memperlakukan karyawan, menjamin hak pekerja, mendorong keberagaman dan inklusi, membangun hubungan yang adil dengan komunitas, serta memastikan etika dalam rantai pasok. Ketika perusahaan benar-benar memperhatikan hal-hal tersebut, hasilnya bukan hanya reputasi yang baik, tetapi juga loyalitas tinggi para pemangku kepentingan. Inilah inti dari mempelajari apa itu ESG dengan perspektif yang lebih strategis.

Aspek Tata Kelola (G): Pondasi Etika Bisnis

Sementara itu, elemen “governance” sering kali menjadi bagian yang paling jarang dibicarakan. Padahal, inilah fondasi etika dalam setiap pengambilan keputusan bisnis. Tata Kelola mencakup transparansi, akuntabilitas, sistem anti-korupsi, hingga pengambilan keputusan yang adil dan etis.

Tanpa tata kelola yang kuat, perusahaan sangat rentan terhadap krisis, konflik kepentingan, dan hilangnya kepercayaan publik. Di sinilah pentingnya memahami arti ESG, bukan hanya sebagai kepatuhan administratif, melainkan sebagai sistem imun perusahaan terhadap ketidakpastian.

ESG sebagai Strategi, Bukan Sekadar Tanggung Jawab

Banyak organisasi masih memandang ESG sebagai kewajiban atau “syarat kelulusan” dalam regulasi. Padahal, ESG bisa menjadi strategic edge—pembeda yang membuat perusahaan lebih unggul di mata investor, konsumen, dan mitra bisnis.

Dengan apa itu ESG dari perspektif strategi, perusahaan dapat menjadikan prinsip-prinsip ESG sebagai bagian integral dari model bisnis—bukan sekadar tambahan. Hasilnya adalah inovasi berkelanjutan, ketahanan jangka panjang, dan penciptaan nilai yang lebih besar bagi seluruh pemangku kepentingan.

Studi Kasus: Wordsmith Group dan IFG Life

Salah satu contoh implementasi nyata pendekatan ESG sebagai strategi datang dari kerja sama antara Wordsmith Group dan IFG Life. Melalui program ESG Training yang difasilitasi oleh Wordsmith, para karyawan IFG Life dibekali dengan pemahaman menyeluruh serta keterampilan praktis untuk mengintegrasikan prinsip-prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola ke dalam strategi bisnis mereka.

Hasil dari pelatihan ini tidak hanya memperkuat kapasitas internal perusahaan, tetapi juga membantu IFG Life membangun reputasi sebagai entitas bisnis yang bertanggung jawab dan berorientasi masa depan. Pendekatan ini membuka peluang untuk meningkatkan kinerja keuangan jangka panjang serta menarik minat investor dan pelanggan yang berwawasan ESG.

Wordsmith Group: Pendamping ESG yang Berwawasan

Untuk mendukung perusahaan dalam memahami dan menerapkan ESG secara mendalam, Wordsmith Group hadir melalui program ESG Training yang dirancang tidak hanya edukatif, tetapi juga aplikatif dan strategis.

Pelatihan ini membantu perusahaan memahami arti dari ESG dengan cara yang relevan terhadap tantangan dan peluang nyata. Wordsmith percaya bahwa ketika perusahaan mempelajari apa itu ESG secara benar, mereka tidak hanya memenuhi standar—tetapi juga membentuk masa depan yang lebih berkelanjutan.

Jika Anda tertarik untuk membawa prinsip ESG ke dalam inti strategi bisnis Anda, Wordsmith siap menjadi mitra terpercaya. Anda dapat menghubungi kami melalui email di info@wordsmithgroup.com atau langsung melalui WhatsApp untuk mendapatkan solusi ESG yang komprehensif, terstruktur, dan berdampak nyata.