Bangun Kepercayaan dengan Jasa Laporan Keberlanjutan yang Sesuai Standar Dunia

by | Aug 27, 2025 | blog

Di tengah tuntutan global yang makin keras terhadap transparansi dan akuntabilitas, perusahaan tidak lagi bisa hanya bicara tentang kinerja finansial. Dunia bisnis kini diminta untuk menunjukkan dampak sosial, lingkungan, dan tata kelola secara terbuka melalui laporan keberlanjutan. Namun, di balik urgensi ini muncul tantangan baru karena banyak standar pelaporan yang lahir dengan fokus yang berbeda-beda. Ada standar yang fokus pada isu iklim dan dampaknya bagi bisnis, ada pula yang mencoba menyeragamkan format di tingkat global, sementara di kawasan tertentu seperti Uni Eropa, penerapannya bersifat wajib. Di sisi lain, beberapa standar lebih menyoroti dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan secara menyeluruh, sementara lainnya mengatur metrik spesifik sesuai industri atau menekankan transparansi sektor keuangan. Dengan perbedaan fokus tersebut, tidak heran jika perusahaan kerap merasa bingung menentukan standar mana yang perlu diprioritaskan agar sesuai dengan kebutuhan dan regulasi yang berlaku.

Pentingnya Mengikuti Standar Laporan Keberlanjutan

Mengikuti standar laporan keberlanjutan ibarat menggunakan bahasa universal yang bisa dimengerti semua pihak—regulator, investor, konsumen, hingga publik luas. Dengan berbicara dalam kerangka yang sama, perusahaan dapat menyampaikan kinerjanya secara lebih jelas dan transparan.

Bangun Kepercayaan dengan Jasa Laporan Keberlanjutan yang Sesuai Standar Dunia - Wordsmith Group

Sumber foto: Freepik

Standar laporan keberlanjutan hadir sebagai pagar yang melindungi perusahaan dari klaim sepihak atau tuduhan greenwashing. Tanpa acuan yang jelas, laporan bisa dianggap sekadar formalitas atau bahkan menimbulkan kesan berlebihan. Dengan mengacu pada standar internasional yang sudah diakui luas, perusahaan mampu menyajikan data yang tidak hanya transparan tetapi juga memiliki bobot kredibilitas tinggi serta mudah dipertanggungjawabkan. Ketika data disajikan dengan rapi dan konsisten, laporan keberlanjutan hadir bukan hanya sebagai kewajiban administratif, tetapi juga sebagai wujud nyata komitmen perusahaan. Pendekatan ini juga membantu menjaga reputasi bisnis tetap kuat sekaligus mengurangi risiko munculnya persepsi negatif dari publik.

Hasilnya, laporan keberlanjutan menjadi lebih kredibel, konsisten, dan dapat diperbandingkan lintas sektor maupun negara. Inilah yang membuat kepercayaan makin terbangun, baik di mata investor maupun masyarakat.

Pada akhirnya, bisnis yang mengikuti standar tidak hanya sekadar memenuhi compliance, tetapi juga memperkuat reputasi dan membuka peluang investasi baru—tiga fondasi penting yang menentukan keberlangsungan jangka panjang.

Peta Standar Keberlanjutan Dunia

Beragam standar laporan keberlanjutan telah lahir untuk menjawab tuntutan transparansi, masing-masing dengan fokus dan perannya sendiri. Memahami perbedaan di antara berbagai standar tersebut menjadi langkah penting agar perusahaan tidak salah arah dalam menyusun laporan keberlanjutan.

StandarKepanjanganFokus UtamaKonteks
GRIGlobal Reporting InitiativeMencakup aspek lingkungan, ekonomi, dan sosial.Mempermudah komunikasi dengan publik dan pemangku kepentingan.
TCFDTask Force on Climate-related Financial DisclosuresRisiko sekaligus peluang terkait iklim.Relevan bagi sektor rentan iklim & investor internasional.
IFRS/ISSBInternational Financial Reporting Standards/International Sustainability Standards BoardPanduan internasional.Menjawab kebutuhan laporan yang seragam lintas negara dan industri.
ESRSEuropean Sustainability Reporting StandardsStandar transparansi yang diwajibkan di Uni Eropa.Wajib sejak 2023, mencakup ±50.000 perusahaan.

Berdasarkan yang tertulis pada website resminya, Global Reporting Initiative (GRI) banyak digunakan perusahaan karena pendekatannya yang komprehensif. Standar ini tidak hanya mencakup aspek lingkungan, tetapi juga memperhatikan dampak sosial dan ekonomi yang dihasilkan oleh perusahaan. Beberapa poin krusial dalam laporan keberlanjutan yang sering dipakai di Indonesia antara lain pengelolaan energi dan emisi karbon, dampak terhadap sumber daya alam, keadilan sosial dan kondisi tenaga kerja, serta keterlibatan dengan komunitas lokal. Dengan menggunakan framework GRI, perusahaan dapat menyampaikan komitmen keberlanjutan dengan cara yang jelas dan mudah dipahami, meningkatkan transparansi dan kredibilitas di mata pemangku kepentingan.

Tantangan Perusahaan dalam Menavigasi Standar

Banyak perusahaan menghadapi tantangan dalam menentukan standar pelaporan keberlanjutan yang tepat karena perbedaan mendasar antara TCFD, IFRS, dan ESRS, yang masing-masing memiliki fokus dan metodologi berbeda. TCFD mendorong pengungkapan risiko terkait perubahan iklim, tetapi sering kali perusahaan kesulitan dalam mengidentifikasi dan mengukur dampak perubahan iklim terhadap strategi dan keuangan mereka, apalagi di pasar yang kurang transparan. IFRS, meski memberikan pedoman yang jelas tentang pelaporan keuangan, kerap kali tidak cukup mendalam mengakomodasi aspek non-finansial yang terkait dengan keberlanjutan. Sementara itu, ESRS menawarkan kerangka pelaporan yang lebih terperinci untuk perusahaan di Uni Eropa, tetapi tidak semua perusahaan dapat dengan mudah memenuhi ketentuan ini karena kebutuhan data yang lebih kompleks dan beragam. Oleh karena itu, perusahaan perlu memilih standar yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan internalnya, dengan mempertimbangkan tantangan dalam pengumpulan data dan penerapan metodologi yang tepat.

Di sisi lain, banyak perusahaan juga menghadapi keterbatasan sumber daya manusia internal. Tidak semua tim memiliki pemahaman mendalam tentang metodologi teknis yang digunakan dalam tiap standar. Kondisi ini makin menegaskan betapa pentingnya dukungan profesional, khususnya melalui peran jasa laporan keberlanjutan. Dengan bantuan ahli yang berpengalaman, perusahaan dapat memastikan bahwa laporannya tidak hanya memenuhi standar yang berlaku, tetapi juga memberikan informasi yang relevan dan kredibel bagi pemangku kepentingan.

Laporan Keberlanjutan sebagai Pilar Kepercayaan

Bagi perusahaan, langkah awal membangun laporan keberlanjutan yang kredibel adalah memahami standar yang relevan dengan kebutuhan bisnis. Mulai dari regulasi lokal seperti OJK dan IDX, hingga standar global seperti GRI dan SASB, tiap kerangka memiliki detail teknis yang harus dipetakan dengan cermat. Tanpa fondasi ini, laporan hanya akan menjadi dokumen administratif, bukan alat strategis.

Menavigasi standar laporan keberlanjutan memang kompleks. Namun, hasil akhirnya jelas: kepercayaan dan reputasi yang kokoh. Untuk membantu perusahaan memahami standar, menyusun laporan yang kredibel, dan membangun kepercayaan jangka panjang, Anda dapat menghubungi Wordsmith Group melalui WhatsApp atau email.

Other Post

Jasa Copywriting: Investasi Kecil yang Berdampak Besar untuk Bisnis

Jasa Copywriting: Investasi Kecil yang Berdampak Besar untuk Bisnis

Pernahkah terbayang bahwa kata-kata yang dibaca konsumen berperan besar dalam keputusan pembelian? Di dunia bisnis yang makin kompetitif, kata-kata yang tepat bukan semata-mata informasi, melainkan dapat menjadi alat yang menggerakkan tindakan dan membangun hubungan...

5 Isu ESG Teratas yang Biasa Dihadapi Perusahaan

5 Isu ESG Teratas yang Biasa Dihadapi Perusahaan

Di tengah tekanan global terhadap keberlanjutan dan etika, ESG (Environmental, Social, and Governance) telah menjadi indikator penting dalam menilai komitmen dan tanggung jawab perusahaan. ESG bukantren semata, melainkan faktor strategis yang memengaruhi reputasi,...